Ritual Baayun Anak Di Kalimantan Tengah
DOI:
https://doi.org/10.62976/ijijel.v3i1.982Keywords:
Tradisi, Budaya Dinamis, Anak BaayunAbstract
Artikel ini mencoba menjelaskan konsep dan ritual berhubungan dengan Baayun Anak atau dalam masyarakat Dayak. Penelitiannya adalah berdasarkan penelitian lapangan yang dilakukan pada tahun 2012 hingga 2013 di desa Dayak di Sampit, Kalimantan Tengah. Baayun Anak yang berkembang saat ini telah tantangan keberlanjutan agar tetap eksis. Ada beberapa temuan penelitian sebagai berikut: pertama, Baayun Anak mempunyai telah menjadi tradisi budaya suku Dayak di Kalimantan sejak dahulu kala nenek moyang mereka yang beragama Kaharingan. Setelah Islam masuk abad keenam belas M, kebudayaan Islam dan tradisi Baayun Anak ternyata saling melengkapi dan berkembang secara harmonis. Kedua, baayun anak berubah di tengah kesinambungan. Perubahannya menyangkut pandangan masyarakat terhadap praktek kehidupan dalam hal ini Baayun anak dikaitkan dengan perubahan pengalaman. Dalam hal ini, terdapat beberapa hal terkait dengan perubahan tersebut, antara lain fakta itu Ritual Baayun Anak telah mengalami berbagai perubahan, lebih lagi penekanan terhadap situasi saat ini.
Downloads
Published
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.