Review of Islamic Law on the Lease of Agricultural Land Payment by Harvest (Case Study of Sungai Gampa Asahi Village)

Authors

  • Nasrulllah Universitas Isalam Negri Antasari
  • Prof. Dr. H. Ahmadi Hasan Universitas Islam Negeri Antasari
  • Farihatni Mulyati, M.Ag Universitas Islam Negeri Antasari
  • Heny Handayani Universitas Islam Negeri Antasari
  • Putri Ramadanti
  • Muhammad Saifullah Universitas Islam Negeri Antasari
  • Nur Rika Universitas Islam Negeri Antasari

DOI:

https://doi.org/10.62976/ijijel.v1i2.16

Keywords:

Islamic law, leasing, payment of crops.

Abstract

ABSTRACT

This study discusses "a review of Islamic law regarding leasing of agricultural land, payment for the harvest in the village of Sungai Gampa Asahi, Rantau Badauh District, Barito Kuala District".  What is called leasing must involve at least 2 parties.  The first is the party that leases the land, the two parties are willing to work on the land.  Likewise with the habit of renting in the village of Sungai Gampa Asahi where residents often make leases but the payment system is in the form of crops.  What's interesting about the habit of leasing agricultural land in Sungai Gampa Asahi Village is that when the tenant pays the rent, that is by means of the harvest.  It can be known that the harvest every year is not fixed.  Sometimes it's good, sometimes it doesn't work at all.  The method used in this study is a field research method and analyzed by means of descriptive qualitative.  Namely the data obtained from interviews and library sources about leasing.  From this study it can be concluded that the leases made by the residents of Sungai Gampa Asahi Village are not appropriate because the payment system with the harvest is not clear in it so it will be detrimental to the tenants.

Keywords: Islamic law, leasing, payment of crops.

 

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang "tinjauan hukum Islam tentang sewa-menyewa lahan pertanian pembayarannya dengan hasil panen di desa Sungai gampa asahi Kecamatan Rantau badauh kabupaten Barito Kuala".  Yang namanya sewa-menyewa pasti  melibatkan minimal 2 pihak. Pertama pihak yang menyewakan lahannya,  kedua pihak yang bersedia Untuk menggarap lahannya tersebut. Begitu juga dengan kebiasaan sewa-menyewa yang ada di desa sungai gampa asahi ini yang mana warganya  sering mengadakan sewa-menyewa tetapi sistem pembayarannya dengan cara hasil panen. Yang menarik dari kebiasaan sewa-menyewa lahan pertanian yang ada di desa sungai gampa asahi ini adalah, ketika penyewa nantinya akan membayarkan sewanya, yaitu dengan cara hasil panen.  Yang mana dapat diketahui bersama bahwa hasil panen itu setiap tahunnya tidak tetap. Terkadang bagus, terkadang tidak dapat panen sama sekali. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian lapangan dan dianalisis dengan cara deskriptif kualitatif. Yaitu data yang diperoleh hasil dari wawancara dan sumber  kepustakaan tentang sewa-menyewa. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sewa-menyewa yang dilakukan oleh warga desa sungai gampa asahi kurang tepat dikarenakan sistem pembayaran dengan hasil panen ini tidak ada kejelasan di dalamnya jadi akan merugikan penyewa.

Kata kunci : Hukum islam, Sewa-menyewa, pembayaran hasil panen

Downloads

Published

2023-06-11